Bebera jenis perkutut di farm kami. |
Penghobi perkutut di indonesia membedakan perkutut sesuai
dengan daerah asalnya, misal perkutut Sumatera, Perkutut Jawa, Perkutut Bali,
dan Perkutut Nusa Tenggara. Khusus di Jawa, perkutut masih dibedakan secara
spesifik menurut wilayah masing-masing. Beberapa daerah yang terkenal penghasil
perkutut berkualitas, adalah perkutut pajajaran, perkutut mataram, perkutut
majapahit, perkutut tuban, dan perkutut madura.
Dahulu kala, di Jawa, perkutut banyak dijumpai di daerah
bersemak terbuka yang kering atau di pinggiran hutan yang berdekatan dengan
pemukiman penduduk. Bahkan dulu, perkutut kerap masuk ke pekarangan warga dan
mencari makan di sawah dan ladang warga. Beberapa perkutut, bahkan ditemukan
sedang makan dan minum secara bersamaan pada sumber air.
Burung perkutut memiliki sifat yang cenderung jinak, di alam
liar perkutut bisa didekati dalam jarak yang cukup dekat. Bila merasa terancam,
burung akan terbang dengan cepat dan berhenti di dahan pohon yang berjarak
dekat dengan kita, dan akan mengawasi kita. Sifat yang cenderung jinak, inilah
yang kerap menjadi nilai plus burung ini untuk dipelihara.
Berbeda dengan di tempat penangkaran atau di farm, alam
burung perkutut hanya bertelur dua sampai tiga kali dalam setahun. Biasanya burung perkutut berproduksi antara
bulan Januari hingga September. Di alam liar, musim biak burung ditandai dengan
pembuatan sarang oleh sepasang perkutut yang sedang birahi yang selalu
mengeluarkan bunyi “Wuuurrr…. Wuuurrrr”.
Selang beberapa hari setelah sarang burung perkutut jadi,
perkutut betina akan bertelur sebanyak dua kali.
Telur ini berwarna putih
dengan bentuk oval. Telur akan dierami secara bergantian oleh kedua induk
selama kurang lebih dua minggu, setelah itu telur menetas. Anak perkutut yang
baru menetas berwarna merah, tidak memiliki bulu, dan matanya masih tertutup. Pada
kondisi ini, anakan masih memerlukan kehangatan sang induk. Anakan perkutut ini
akan dierami selama bulu-bulu tumbuh di tubuh sang anak, selama kurang lebih
dua minggu.
Anakan perkutut yang baru menetas. |
Anakan perkutut yang baru menetas biasanya akan diberi
semacam susu yang dihasilkan oleh tembolok sang induk betina. Proses
penyusuan ini berjalan sesuai dengan naluri alamiah burung. Anak yang belum
bisa melihat tersebut menyentuh-nyentuhkan paruhnya ke arah mulut induknya.
Setelah mengena, anakan tersebut akan memasukkan kepalanya di tenggorokan
induknya. Proses inilah yang dinamakan menyusu. Bersamaan masuknya kepala si
anak ke tenggorokan induk, si induk akan memuntahkan isi tembolok yang berupa
cairan dan langsung masuk ke mulut si anak. Proses penyusuan ini biasanya
berlangsung sampai si anak keluar bulu atau sudah bisa terbang.
Perkutut tangkapan
hutan yang telah lama dipelihara orang lazim disebut perkutut lokal. Perkutut
tersebut biasanya sudah pandai manggung, tetapi sayang sulit diternak.
Kendalanya perkutut lokal sangat lamban atau tidak mudah berkembang biak. Upaya
menyilangkan induk jantan perkutut lokal dengan induk betina perkutut Bangkok
juga lambat atau tidak selancar perkutut Bangkok murni. Akhirnya banyak yang
memilih indukan jantan maupun betina perkutut Bangkok murni karena lebih
efektif .
Perkutut-perkutut
lokal tersebut sebenarnya dalam hal suara tidak terlalu berbeda jauh walaupun
masing-masing mempunyai ciri khas. Perkutut dari satu daerah mempunyai
perbedaan dengan perkutut dari daerah lain, tetapi perbedaannya tidak begitu
mencolok. Bahkan, dalam hal ukuran atau berat badan hampir tidak berbeda.
Perkutut tergolong dalam kelompok burung kecil (betina 19-21 cm dan jantan
20-24 cm) dengan berat antara 60-70 gram.
Warna tubuh
didominasi dengan warna cokelat dengan ekor agak panjang. Warna pada bagian
kepala abu-abu dengan bagian belakang kecokelatan. Leher dan bagian sisinya
bergaris halus. Bagian punggung berwarna cokelat dengan tepi-tepi bulu berwarna
hitam. Bulu sisi terluar pada ekor berwarna agak kehitaman dan pada bagian
ujungnya putih.
Iris (selaput pelangi
mata) abu-abu agak kebiruan, paruh abu-abu, dan kaki merah jambu. Warna lain
yang menjadi ciri khas perkutut adalah bulu pada punggung sayap, sisi leher,
dada, dan bagian sisi badan berwarna cokelat agak keabu-abuan.